Teori-Teori Pendidikan
Teori konstruktivisme
adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan
proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru
berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan
dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa untuk mengorganisasi
pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna.
Para siswa
menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan atau
interaksi dengan dunia. Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana kosong
yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali informasi
oleh gurunya.
melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun
sendiri pengetahuannya.
Teori Kognitivisme
berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena
itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu
sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang
kompleks.
1. Teori pendidikan
menurut aliran Empirisme Aliran empirisme merupakan aliran yang
mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini
mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan
pembawaan anak yang dibawa semenjak lahir tidak dianggap penting. Tokoh utama
aliran ini adalah John Lock seorang filsuf dari Inggris. Teori aliran ini
mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas
putih yang kosong dan yang belum ditulisi, atau lebih dikenal dengan istilah “Tabularsa”
(a blank sheet of paper). Menurut aliran ini anak-anak yang lahir ke dunia
tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa seperti kertas putih yang polos.
Oleh karena itu anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa
yang memberikan warna pendidikannya. Menurut pandangan Empirisme
(enviromentalisme), pendidikan memegang peranan penting, sebab pendidikan
menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak. Lingkungan itu akan
diterima anak sebagai sejumlah pengalaman yang telah disesuaikan dengan tujuan
pendidikan.
2. Teori pendidikan
menurut aliran Nativisme Tokoh utama aliran Nativisme adalah seorang filsuf
Jerman bernama Schopenhauer. Teori aliran ini mengatakan bahwa anak-anak yang
lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang
menurut arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada yang
buruk. Oleh karena itu perkembangan anak tergantung dari pembawaan sejak lahir
dan keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Pendidikan
yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna
untuk perkembangan anak itu sendiri. Nativisme menekankan kemampuan dalam diri
anak sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh
terhadap pendidikan anak. Menurut teori ini anak tumbuh dan berkembang tidak
dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan baik lingkungan sekitar yang ada maupun
lingkungan yang direkayasa orang dewasa yang disebut sebagai pendidikan. Oleh
karena itu anak akan berkembang sesuai dengan pembawaannya bukan oleh
kekuatan-kekuatan dari luar.
3. Teori pendidikan
menurut aliran Konvergensi Konvergensi
artinya pertemuan. Pelopor aliran ini adalah William Stern seorang ahli
ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Teori ini mengatakan bahwa seseorang terlahir
dengan pembawaan baik dan juga pembawaan buruk. Bakat dan pembawaan yang dibawa
sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang
sesuai dengan perkembangan bakat dan pembawaan tersebut. Dengan demikian paham/
aliran teori ini menggabungkan antara pembawaan sejak lahir dan lingkungannya
yang menyebabkan anak mendapatkan pengalaman. William Stern menjelaskan
pemahamannya tentang pentingnya pembawaan, bakat dan lingkungan itu dengan
perumpamaan dua garis yang menuju satu titik pertemuan. Oleh karena itu
teorinya dikenal dengan sebutan konvergensi (memusat ke satu titik).
4. Teori pendidikan
menurut aliran Naturalisme Teori Naturalisme diungkapkan oleh seorang
filsuf Prancis bernama J.J. Rousseaue. Teori ini mengatakan bahwa setiap anak
yang baru lahir pada hakikatnya memiliki pembawaan baik, namun pembawaan baik
itu dapat berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan
tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Aliran
ini juga dikenal sebagai aliran Negativisme. “Segala sesuatu adalah baik ketika
ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah
berada di tangan manusia ”. Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi
anak yang baik, maka anak tersebut harus diserahkan ke alam. Kekuatan alam akan
mengajarkan kebaikan-kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak
tersebut. Dengan kata lain Rousseaue menginginkan perkembangan anak
dikembalikan ke alam yang mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah
yang paling tepat menjadi guru.
5. Teori Kognitivisme Dikembangkan oleh
Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya
memberikan banyak konsep utama dalam perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi
Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan
melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang
memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini
digolongkan ke dalam kognitivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme
(yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan
kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan
kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap
lingkungan. Untuk pengembangan teori ini,
6. Teori
Konstruktivisme Teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru,
pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses
pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu
mendorong siswa untuk mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna. Teori ini mencerminkan siswa memiliki kebebasan berpikir yang
bersifat eklektik, artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan
belajar dapat tercapai.
7. Teori Humanistik Menurut Teori
humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Tokoh penting dalam teori belajar
humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow
dan Carl Rogers.
8. Teori Behaviorisme
Adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap
lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Ciri
dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau
respon, menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisme hasil
belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau
reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam
tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi
behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat
bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku
adalah hasil belajar. Beberapa tokoh teori ini adalah Pavlov, Watson, Skinner,
Hull, Guthrie dan Thorndike
http://insankamilmandiriputera.wordpress.com/2012/02/22/1-teori-pendidikan-menurut-aliran-empirisme/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar