Jatuh Tapi Tidak Sampai Terhempas
Aku tidak pernah menduga kalau kau akan
meninggalkanku untuk selamanya. Engkau pergi dari sisiku untuk menghadap Allah
yang Mahakuasa. Selamat jalan istriku tercinta, semoga Tuhan menempatkanmu
disisiNya.
Kehadiranmu sungguh berarti dalam hidupku. Engkau
telah memberiku teladan bagaimana cara mencintai yang tidak sempurna dengan
cara yang sempurna dan tulus yang tidak akan pernah dapat kulupakan seumur
hidupku. Janji kita yang tidak akan berpisah sampai ajal menjemput genaplah
sudah dan cintamu tetap abadi selamanya.
Terkadang disaat kesendirianku teringat masa
hidupku besamamu, manis yang kurasakan dimasa lalu mengapa terasa pahit saat
ini? Hari-hari indah dan bahagia dimasa lalu mengapa terasa sakit dan pilu saat
ini? Derita yang kurasakan membuatku tak berdaya dan aku merasa seolah-olah
telah ikut terkubur bersamamu. Benar kata pepatah, ‘Haccit magoan ina unhaccitan sirang marale-ale’.
Dengan air mata yang mengalir deras membasahi
wajahku, aku datang dan bertanya kepada Tuhanku, ‘Tuhan dosa apa yang telah
kuperbuat sehingga engkau menghukumku seperti ini?’ ‘Siapakah aku di mataMu
sehingga Engkau menganggap kalau aku akan sanggup melalui cabaan berat ini?’
Maafkan aku tidak akan menangisimu lagi terlalu
lama, karena semakin banyak aku meneteskan air mata atas kepergianmu, aku
semakin lemah, imanku terjatuh makin dalam dan aku lupa akan tugas dan tanggung
jawab yang kau titipkan dimasa hidupmu.
Saat ini aku sudah
mulai belajar mensyukuri segala apa yang terjadi dalam hidupku. Setiap hari aku
datang pada Tuhan, menyembah, memuji, dan memuliakan namaNya. Aku memohon
kekuatan, kesehatan, panjang umur, kesabaran, dan ketabahan supaya aku mampu
melalui segala apa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupku tiap hari.
Aku percaya
bahwa pencobaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupku tidak akan melebihi
kekuatanku. Aku besyukur akan semua ujian yang Tuhan berikan sehingga aku
semakin mengenal dan dekat denganNya.